Jumat, 11 Februari 2011

PENDEKATAN RASIONAL EMOTIF TERAPI

KONSEP DASAR

  • Manusia padasarnya adalah unik memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irsional .
  • Ketika berpikir dan bertingkah-laku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten.
  • Ketika berpikir dan bertingkah- laku irasional individu itu menjadi tidak efektif.

§ Reaksi emosional seseorang disebabkan oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi, baik yang disadari maupu ntidak disadari.

§ Hambatan psikologis atau emosional adalah akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan irasional.

§ Emosi menyertai individu yang berpikir dengan penuh prasangka, sangat personal, dan irrasional.

§ Berpikir irrasional diawali dengan belajar secara tidak logis yang diperoleh dari orang tua dan budaya tempat dibesarkan.

§ Berpikir secara irasional akan tercermin dari verbalisasi yang digunakan.

§ Verbalisasi yang tidak logis menunjukkan cara berpikir yang salah dan verbalisasi yang tepat menunjukkan cara berpikir yang tepat.

§ Perasaan dan pikiran negatief serta penolakan diri harus dilawan dengan cara berpikir yang rasional dan logis yang dapat diterima menurut akal sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional.

  • Teori ABC dari Albert Ellis :

Tiga pilar yang membangun tingkah laku individu

Antecedent event (A)

Belief (B)

Consequence (C)

Antecedent event (A)

l Segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar individu

l Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain.

Perceraian suatu keluarga

Kelulusan bagi siswa

Seleksi masuk bagi calon karyawan

Belief (B)

Keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi individu thp suatu peristiwa

Rational belief (rB) Irrasional belief (iB)

Consequence (C)

Konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau tidak senang dalam hubungannya dgn antecendent event (A).

Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh B, baik yang rB maupun yang iB.

ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH

l Tingkah laku bermasalah : tingkah laku yang didasarkan dikendalikan oleh cara berpikir yang irrasional (iB)

l Ciri-ciri iB :

- Tidak dapat dibuktikan

- Menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan)

yang sebenarnya tidak perlu

- Menghalangi individu untuk berkembang

Sebab-sebab Individu Berpikir Irasional :

Individu tidak berpikir jelas tentang saat ini dan yang akan datang, antara kenyataan dan imajinasi

Individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain

Orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irrasional yang diajarkan kepada individu melalui berbagai media.

Indikator keyakinan irrasional :

Bahwa manusia hidup dalam masyarakat adalah untuk diterima dan dicintai oleh orang lain dari segala sesuatu yang dikerjakan.

Bahwa banyak orang dalam kehidupan masyarakat yang tidak baik, merusak, jahat, dan kejam sehingga mereka patut dicurigai, disalahkan, dan dihukum.

Bahwa kehidupan manusia senantiasa dihadapkan kepada berbagai malape-taka, bencana yang dahsyat, menge-rikan, menakutkan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh manusia dalam hidupnya.

Bahwa lebih mudah untuk menjauhi kesulitan-kesulitan hidup tertentu dari pada berusaha untuk mengahadapi dan menanganinya.

Bahwa penderitaan emosional dari seseorang muncul dari tekanan eks-ternal dan individu hanya mempunyai kemampuan sedikit sekali untuk menghilangkan penderitaan emosional tersebut.

l Bahwa pengalaman masa lalu memberikan pengaruh sangat kuat terhadap kehidupan individu dan menentukan perasaan dan tingkah laku individu pada saat sekarang

l Bahwa untuk mencapai derajat yang tinggi dalam hidupnya dan untuk me-rasakan sesuatu yang menyenangkan memerlukan kekuatan supranatural

l Bahwa nilai diri sebagai manusia dan penerimaan orang lain terhadap diri tergantung dari kebaikan penampilan individu dan tingkat penerimaan oleh orang lain terhadap individu.

TUJUAN KONSELING

l Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan klien yang irrasional dan tidak logis menjadi pandangan yang rasional dan logis

l Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasa marah.

l Untuk mencapai tujuan-tujuan konseling itu perlu pemahaman klien tentang sistem keyakinan atau cara-cara berpikirnya sendiri

l Tiga tingkatan insight /pemahaman :

1. Klien klien memahami tingkah laku negatif/penolakan diri peristiwa yang

disebabkan oleh sistem keyakinan yang irasional.

2. Klien memahami bahwa yang menganggu klien pada saat ini adalah karena keyakinan irrasional terus dianutnya.

3. Klien memahami bahwa tidak ada jalan lain untuk keluar dari hambatan emosional yang dialaminya kecuali dengan mendeteksi dan melawan keyakinan yang irrasional.

KLIEN YANG TELAH MEMILIKI rB TERJADI PENINGKATAN DALAM HAL :

  • penerimaan diri
  • minat sosial
  • pengendalian diri
  • toleransi terhadap pihak lain
  • fleksibelitas
  • penerimaan ketidakpastian
  • komitmen terhadap sesuatu di luar dirinya
  • berpikir logis
  • keberanian mengambil risiko
  • menerima kenyataan.

DESKRIPSI PROSES KONSELING

l Konseling rasional emotif dilakukan dgn menggunakan prosedur yang bervariasi dan sistematis yang secara khusus dimak-sudkan untuk mengubah tingkah laku dalam batas-batas tujuan yang disusun secara bersama-sama oleh konselor dan klien.

l Tugas konselor menunjukkan bahwa :

l masalahnya disebabkan oleh persepsi yang terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak rasional

l usaha untuk mengatasi masalah adalah harus kembali kepada sebab-sebab permulaan, yaitu menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak rasional.

l Operasionalisasi tugas konselor :

1. konselor lebih edukatif-direktif kepada klien, dengan cara banyak memberikan cerita dan penjelasan, khususnya pada tahap awal

2. mengkonfrontasikan masalah klien secara langsung

3. menggunakan pendekatan yang dapat memberi semangat dan memperbaiki cara berpikir klien, kemudian memperbaiki mereka untuk dapat mendidik

dirinya sendiri

4. dengan gigih dan berulang-ulang menekankan bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan hambatan emosional pada klien

5. mendorong klien menggunakan kemampuan rasional dari pada emosinya

6. menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis

7. menggunakan humor dan “menekan” sebagai jalan mengkonfrontasikan berpikir secara irrasional.

Karakteristik Konseling RE

l Aktif-direktif :

dalam hubungan konseling konselor lebih aktif membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan memecahkan masalahnya.

l Kognitif-eksperiensial

proses konseling berfokus pada aspek kognitif dari klien dan berintikan pemecahan masalah yang rasional.

l Emotif-ekspreriensial

proses konseling memfokuskan pada aspek emosi klien dengan mempelajari sumber-sumber gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-akar keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan tersebut.

l Behavioristik

proses konseling yang dikembangkan hendaknya menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan tingkah laku klien.

TEKNIK KONSELING

l Teknik-teknik Emotif (Afektif)

l Assertive adaptive

teknik untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk secara terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan. Latihan-latihan yang diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri klien.

o Bermain peran

teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu.

o Imitasi

teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif.

l Teknik-teknik Behavioristik

l Reinforcement

l teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman (punishment).

l Teknik ini dimaksudkan untuk membongkar sistem nilai dan keyakinan yang irrasional pada klien dan meng-gantinya dengan sistem nilai yang positif.

l Dengan memberikan reward ataupun punishment, maka klien akan meng-internalisasikan sistem nilai yang diharapkan kepadanya.

l Social modeling

Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada klien

Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara imitasi (meniru), mengobser-vasi, dan menyesuaikan dirinya dan meng-internalisasikan norma-norma dalam sis-tem model sosial dengan masalah tertentu yang telah disiapkan oleh konselor

l Teknik-teknik Kognitif

l Home work assigments

l Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku yang diharapkan.

l Latihan assertive

l Teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru model-model sosial.

l Maksud utama teknik latihan asertif

1. mendorong kemampuan klien mengekspresikan berbagai hal yang berhubungan dengan emosinya.

2. membangkitkan kemampuan klien dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak atau memusuhi hak asasi orang lain

3. mendorong klien untuk meningkatkan kepercayaan dan kemampuan diri

4. meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah laku-tingkah laku asertif yang cocok untuk diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar